Perlukah Full Day School (FDS) di Indonesia?


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru Pak Muhadjir Effendy dalam waktu dekat ini akan menerapkan sistem atau kebijakan Full Day School (FDS) bagi siswa SD dan SMP baik negeri maupun swasta. Kebijakan ini bertujuan agar para siswa setelah pulang sekolah bisa langsung dijemput oleh orang tuanya yang baru pulang kerja, dan untuk lebih membentuk karakter anak sejak dini.

“Denga sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang kerja,”kata Mendikbud di Universitas Muhammadiyah Malang. Minggu(7/8/2016)

Full day school ini bukan berarti para siswa belajar selama sehari penuh di sekolah. Siswa belajar pelajaran formal selama setengah hari, selanjutnya diisi dengan mengikuti beragam ekstrakulikuler yang bertujuan membentuk karakter siswa tersebut.

Tapi, efektif kah program full day school ini ?

Banyak pro dan kontra di masyarakat, khususnya para orangtua siswa mengenai program ini. Mereka berpendapat anak akan stres jika terlalu lama berada di sekolah, mereka akan kehilangan waktu bermain mereka, dan mereka akan gampang terkena penyakit karena terlalu capek di sekolah.

Tapi ada juga yang mendukung program ini. Mereka berpendapat menitipkan anak mereka di sekolah hingga mereka jemput di sore hari membuat mereka lebih tenang dan tidak memikirkan hal-hal buruk jika mereka bermain di luar sekolah.

Full day school sendiri sebenarnya sudah di terapkan di Negara-negara maju seperti Singapura, Jepang, Cina, Korea Selatan, dan Negara maju lainnya. Di Indonesia sendiri full day school sebenarnya juga sudah di terapkan. Tapi hanya di sekolah-sekolah swasta saja.

Kita sering membaca atau mendengar berita tentang ada anak smp atau bahkan anak sd yang sering menghabiskan waktu mereka, di siang hari dengan pergi ke warnet. Merupakan hal baik jika mereka pergi kesana untuk menambah pengetahuan, mengerjakan PR, dan melakukan hal positif lainnya. Tapi sebaliknya, berita yang kita dengar bahwa meraka malah bermain game dalam waktu yang lama, merokok, dan bahkan melihat video-video orang dewasa, yang tidak seharusnya mereka lihat. Akibatnya, mereka jadi malas belajar dan bahkan sering bolos sekolah.

Hal inilah, yang menurut saya full day school cukup efektif diterapkan di Indonesia untuk mencegah siswa membuang waktu untuk hal-hal yang tidak baik, dan mencegah siswa dari perilaku dan lingkungan yang menyimpang. Dan juga, melihat dari Negara-negara yang sudah terlebih dahulu menerapkan full day school, Negara mereka memiliki fondasi yang kuat karena memiliki SDM yang unggul dan kompetitif.

Jadi, sangat efektif jika full day school ini diterapkan di Indonesia, tentunya di dukung dengan lingkunga sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa agar siswa tersebut bisa betah dan mau berlama-lama di sekolah. Tujuannya agar nantinya siswa tersebut--setelah tamat sekolah—bisa menjadi manusia yang unggul, kompetitif, dan berguna bagi masyarakat dan Negara.

Referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PKKMB FEB USU 2016

The Real Painter